Tomi menghampiri vinda ketika dilihatnya anak kelas X itu berdiri di depan pintu kelasnya sambil bercanda dengan serena teman karibnya. Vinda terlihat sangat ekspresif bercerita pada serena yang tertawa melihat tingkahnya yang lucu memeragakan gaya anak alay jaman sekarang.Vinda mengangkat kedua tangannya dan menggulung-gulung kedua tangannya mirip groupis-groupis di tv yang sering muncul diacara musik pagi.
"Hai ka tomi!" sapa vinda dengan gaya centilnya. Ia melambaikan tangan pada tomi yang sudah ada di depannya.
"Udah vin gak usah becanda" elak tomi.
Ia tau vinda hanya sengaja mengejeknya.
"Beneran kok ka, aku tuh ngefans banggeet sama kaka.." lanjut vinda dengan gaya sok gaulnya fitri tropika.
Vinda melirik genit ke tomi.
“Dasar korban salah gaul lo!”
"Hahahahaha" tawa vinda pun meledak.
Tomi malah sewot permen lollipop yang sedari tadi ditangannya langsung dimasukannya kedalam mulut vinda.
“Ah, tomi!!” protes vinda yang hampir muntah dijejali permen.
Tomi malah tertawa ngakak penuh kepuasan.
Serena yang sudah biasa melihat tingkah aneh mereka berdua hanya tersenyum geli. Vinda dan Tomi itu seperti kucing sama anjing yang dilahirin kembar, semacam korban mutasi mungkin, selalu berantem tapi sebenernya saling care dan perhatian.
“ayook!”
Tomi menarik lengan vinda dan membawanya pergi. Vinda mengikuti kemana tomi membawanya sambil bersungut-sungut kesal.
“Kalo mo nraktir gak usah maksa kali tom” ucap vinda sedikit kesal.
“Duduk vin ada yang mo gue omongin sama elo!” pinta tomi tanpa menghiraukan raut wajah vinda yang mulai agak bête karena sepanjang jalan tomi memegangi tangannya dan membuat temannya menatap heran dengan dua sejoli yang memang terkenal sangat dekat itu.
Vinda pun duduk disampingnya. Kali ini tomi memasang tampang paling serius yang dia punya, tapi malah membuat vinda geli melihatnya.
“Sumpah tom, gue cuma anggap lo sebagai kakak, gak lebih..yah wajar sih tom kalo selama ini ternyata diem-diem lo naksir gue, gue emang cantik tapi..”
“apadah lo vin! Kegeeran banget!”
“Hahaha abis lo serius banget sih, hal yang paling gue takutin dalam hidup gue adalah kalo tiba-tiba lo jatuh cinta sama gue”
“Terserah lo mo ngomong apa dah”
“Ciyeeh sok serius lo”
"Udah ah vin!"kali ini giliran tomi yang mulai kesal dengan ke-lebay-an dan gak seriusnya vinda.
"Lo kenal kina ga? Anak x.5? “ tanya tomi mengalihkan.
"Lo kenal kina ga? Anak x.5? “ tanya tomi mengalihkan.
"Engga, pasti dia gak gaul tuh"jawabnya sambil memasukkan permen kemulutnya.
"Katanya lo gaul, cariin gue informasi tentang dia dong!"
"gampang..., emang kenapa tom, gebetan baru ya?"
Tomi tersenyum kecil.
"kapan nih gue bisa dapet informasinya?"
"secepatnya"jawab vinda yakin.
****
Hari pertama pencarian vinda terhadap sosok cewek bernama kina. Menurut sumber dari seseorang yang sekelas dengan kina, kina adalah cewek cantik, pintar dan aktif diekstrakulikuler KIR, perkumpulan anak science yang pinter. Setiap istirahat ia selalu nongkrong di sekretariat KIR bersama puti, sahabatnya. Kina memang bukan dari bagian cewek gaul di sekolah yang terkenal, tapi sangat mudah menanyakan seorang kina karena dia adalah anak kesayangan para guru disekolah yang sangat memuji intelegensinya yang tinggi. Mungkin itulah yang membuat tomi jatuh hati padanya, cantik, pintar dan kalem, beda banget sama mantan-mantannya dulu yang kebanyakan anak gaul yang sok cantik tapi otaknya ga ada.
“Pertama kali gue ngeliat dia di ruang guru, waktu itu dia lagi ngobrol sama bu Aina, Pembina KIR. Waktu papasan sama gue, dia senyum dan pertama kali gue lihat senyumnya vin, langsung rontok rambut gue!”
“Hati kaleee”ujar vinda mencibir.
Tomi malah senyum senyum kecil dengan wajah yang sumringahnya tipe orang yang sedang jatuh cinta.
Cerita Tomi pada Vinda saat dikantin tempo hari. Kali ini Tomi memang agak nervous mendekati cewek model Kina, yang kalem tertutup dan misterius makanya dia minta bantuan vinda.
Demi Tomi sahabat karibnya itu Vinda rela mencari-cari informasi tentang Kina sampai akhirnya ia mendapatkan titik terang. Ia mengenal Puti, temen seperjuangannya semasa orientasi sekolah dan kini teman organisasinya di OSIS. Apalagi ia tau, Puti juga orang yang ramah, ia juga yakin bisa mendapatkan info banyak dari Puti.
Saat istirahat sekolah, Vinda langsung menuju sekretariat KIR. Suasananya memang agak sepi. Hanya ada segelintir anak yang sedang duduk mengobrol di dalamnya. Namun, ia tidak melihat sosok Puti apalagi Kina. Vinda masih berdiri celingukan mencari sosok kina maupun puti.
"Vinda ngapain?"
Vinda kaget, ia reflek menoleh ke arah suara yang memanggilnya yang tepat dibelakanganya. Puti dan seorang cewek yang besar kemungkinan adalah Kina telah berdiri dibelakangnya. Cewek itu cantik dengan berambut panjang sebahu, matanya indah dan terlihat santun.
"Eh puti, ngagetin aja lo!"
"hehe..mau ngapain lo ke sekret KIR, tumben banget. Cuma berdiri didepan bukannya masuk. Mau cari siapa?"
"Ya cari elo lah put" ujar Vinda.
Puti malah heran. Walaupun mereka satu divisi dalam OSIS tapi sekalipun Puti gak pernah merasa dibutuhkan Vinda seperti kali ini.
"Kita kan disuruh buat laporan kegiatan OSIS kemaren Put, gue minta bantuan sama elo, bisakan?" ujar Vinda menjelaskan. Sebenarnya semua hanya alasan biar vinda bisa banyak ngobrol dengan Puti atau bahkan dengan Kina padahal Vinda bisa mengerjakannya sendiri bila ia mau.
"Bisa banget vin, oia kenalin ini temen gue, anak KIR juga namanya Kina"
Vinda mengulurkan tangannya. Benar ini Kina lumayanlah selera Tomi, pikirnya dalam hati
"Vinda"
"Kina"
Dengan lapotop yang ia bawa, akhirnya mereka mengerjakan laporan kegiatan OSIS di sekret KIR. Vinda banyak mengobrol dengan Kina,dengan sifatnya yang supel dan mudah bergaul, ia bisa mudah akrab dengan Kina dan mengetahui banyak hal tentang gebetan Tomi itu. Sebaliknya, sifat Kina agak pendiam sehingga ia hanya akan bercerita bila ditanya oleh Vinda.
Dengan lapotop yang ia bawa, akhirnya mereka mengerjakan laporan kegiatan OSIS di sekret KIR. Vinda banyak mengobrol dengan Kina,dengan sifatnya yang supel dan mudah bergaul, ia bisa mudah akrab dengan Kina dan mengetahui banyak hal tentang gebetan Tomi itu. Sebaliknya, sifat Kina agak pendiam sehingga ia hanya akan bercerita bila ditanya oleh Vinda.
Sejak berkenalan dengan kina tempo hari, Vinda semakin akrab dengan Kina. Ia bisa mencari celah dimana Kina bisa diajak ngobrol panjang lebar. Kina sangat suka hal yang berhubungan dengan lingkungan, ia seorang yang sangat peduli lingkungan. Kebetulan vinda merupakan anggota aktif walhi. Dari hal itulah pertemanan mereka terjalin. Hingga suatu hari ia melakukan misi utamanya mendekati Kina yaitu menjodohkan Kina dengan Tomi.
"Kin, elo kenal Tomi? Anak XI IPS 2?" tanya Vinda saat dikantin sekolah sambil menyeruput es tehnya.
"Kenal,"
"Dari siapa?"tanya vinda heran. Setaunya, tomi kurang terkenal disini, bukan ketua OSIS, ketua ekskul atau cowok paling ganteng disekolah. Gaul sih iya, urakan juga iya, tapi..paling cuma guru BP yang hapal banget sama mukanya Tomi dan gang anak skater disini yang jumlahnya masih minim banget, ganteng sih tapi masih lebih ganteng Daniel, cowok gebetannya.
“Puti, dia sering cerita kegue”
oh. Vinda mengangguk.
Puti? Owh mungkin karena Puti tau kalo selama ini ia dekat dengan Tomi. Pikir vinda tanpa curiga sedikitpun.
“Lo suka gak ki, tipe cowok kaya Tomi?”
Tanya vinda tanpa basa basi. Ia memandangi Kina dengan seksama berharap “iya” adalah jawabannya, walau ia tau kina ga akan se frontal itu.
“Gue gak tau vin Tomi itu kaya gimana, jadi gue gak bisa bilang ia ataupun engga” ujar Kina sok diplomatis.
“Tomi itu cowok skater ki, dia anaknya sih baik banget, dia emang gak suka tuh sama organisasi-organisasi kaya gitu, jadi anaknya emang rada urakan, tapi kalo deket sama dia, dia care banget, perhatian juga”ucap Vinda dengan semangatnya mempromosikan Tomi. Ia berharap Tomi bisa jadian dengan Kina biar 3 bulan secara berturut-turut tomi bakalan kasih gratisan paket BB. Ia tersenyum kecil.
“Oh.. Itu sih emang tipenya Puti banget, Puti selama ini emang suka sama tomi, tapi dia gak berani deketin, apalagi Tomikan deket sama anak-anak cheers yang populer disini. Kita juga lihat lo sama Tomi tuh deket banget, malah kita pikir lo pacarnya Tomi”
Loh, kenapa jadi Puti yang naksir tomi, sumpah bakalan ribet nih urusan apalagi pelakunya dua sejoli ini dihubungkan sama masalah cinta. Pikir Vinda lagi.
“Owh gitu ya?? Puti gak pernah cerita apa-apa ke gue, iya sih gue deket sama Tomi tapikan cuma temenan, kalo sama anak cheers sih mereka juga cuma temenan aja, setelah putus sama Viola sebulan lalu Tomi masih jomblo!” Ucap vinda sambil menyeruput abis teh manisnya.
Oh. Kina mengangguk pelan.
*****
Hari sangat panas, Vinda dengan skuter maticnyanya melaju dengan cepat kerumah Tomi. Rumah mereka berdekatan, hanya berselang beberapa blok saja. Vinda sudah lama mengenal Tomi, semenjak Vicky, kakaknya berteman dengan Tomi semasa SD dulu. Namun, setelah Vicky meninggal, Vinda telah menganggap Tomi sebagai kakaknya, pengganti Vicky.
"Tomi!!"teriak vinda dari luar pintu gerbang. Dilihatnya Tomi duduk diteras depan sambil bermain gitar.
"Masuk aja, gak dikunci pintunya"
Vinda pun membuka pintu gerbang dan menaruh skuter maticnya disamping motor tomi yang telah terparkir.
Ia pun menghampiri Tomi
“Tadi lo gak masuk ya? kemana?
“Sakit gue”
“Boong banget lo, sakit apaan? Tampang lo seger gitu!”. Ujar vinda tak percaya sambil memandangi muka Tomi yang gak kelihatan pucat.
“Gue jatuh Vin waktu maen skateboard kemaren.” Ucapnya sambil menunjukkkan luka lebam di bagian tangan dan lutut kakinya yang dibalut kassa yang tertutup celananya.
“Hah?? Ya ampun tom..!!” Ujar vinda sambil memegangi luka Tomi
“Aw.. Sakit tau!” ujar tomi refleks sambil memukul tangan Vinda
“Maap.. Lagian Masa skater handal kaya elo bisa jatuh sih??”
“Ya bisa ajalah vin, namanya juga kecelakaan pemain internasional juga bisa”
“Tapi jatuhnya gak kaya elo kali tom, keblengsek gitu, hahahaha”
Tomi cemberut melihat vinda puas menertawakannya.
“Puas lo ketawa, cowok ganteng sakit malah diketawain.”
“Gantengan Daniel kemana-mana”
“Yaelaah masih gebetan, belom jadian, norak banget sih lo dibela-belain terus”
“Bodo amat” ucap vinda cuek.
“Heh, cumi kering, udah ah, lo tuh mo ngapain kesini?” Tanya tomi mengalihkan pembicaraan.
Vinda malah asyik memegangi gitarnya Tomi sambil sesekali memetiknya dengan nada yang..ah..Vinda sama sekali ga tau cara maen gitar.
Vinda malah asyik memegangi gitarnya Tomi sambil sesekali memetiknya dengan nada yang..ah..Vinda sama sekali ga tau cara maen gitar.
“Tadi gue pulang bareng Daniel tom, gak berdua sih sama Serena. Tapi, gue seneng banget. Setidaknya Daniel perhatian sama gue.. “Ucap vinda sambil tersenyum membayangkan wajah Daniel, cowok gebetannya. Kali ini ia malah memluk gitarnya Tomi.
Tomi langsung mengambil gitarnya dari tanga Vinda.
Tomi langsung mengambil gitarnya dari tanga Vinda.
“Baguslah, setidaknya kalo lo punya cowok, lo gak akan nyusahin gue lagi”ujarnya sambil memetik gitarnya lagi memainkan intro lagunya breaking benjamin.
“yee mau berapapun cowok gue, gue gak bisa kalo gak nyusahin elo tom..”Vinda menjulurkan lidahnya ke Tomi. Vinda sadar ia memang sudah sangat bergantung pada Tomi.
“Diiih..lo naksir gue ya?”
“Enak aja, kalo tampang lo kaya Daniel, import gitu sih bisa ajaa..Kira-kira Daniel suka gak ya sama gue” Tanya vinda dengan gaya centilnya.
"Pasti, mana ada cowok yang berani nolak elo!” jawab Tomi membuat Vinda kegeeran
“Huu.. Dasar bikin gue kegeeran aja lo”
Tomi tersenyum gak jelas.
“Gimana sama kina?” Tanya tomi mengalihkan pembicaraan
“Dia kenal elo, tapi kayanya dia gak suka elo tuh, malah Puti yang suka sama elo”
“Puti siapa? “Tanya Tomi heran
“Temen deketnya kina, yang sering bareng kina itu lho..”
“Trus apa lagi?”“Kina rumahnya di Bintaro, dia baik, perhatian, keibuan, tapi rada tertutup, temen deket cowoknya aja gue gak tau”
“itu yang penting jambul, payah banget sih lo!” ujar tomi sambil mengacak-acak rambut Vinda.
Vinda mencibir.
Vinda memang belum berhasil mengorek informasi penting yang itu, entah kenapa setiap ditanya Kina hanya tersenyum tanpa menjawab sepatah katapun. Bertanya sama Puti pun sama saja, dua sejoli itu memang sudah terkenal sebelas duabelas, sehati, sejiwa, pokoknya klop banget udah kaya kembar siam.
****
Saat istirahat, Vinda duduk sendiri di pojok kantin sambil meminum es jeruknya dengan setengah hati. Ia masih memikirkan kejadian tadi pagi di koridor sekolah. Kina dengan bahagianya mengiyakan ketika Puti meledeknya bahwa ia sudah jadian dengan Daniel, cowok yang selama ini ditaksirnya.
Bukan salah Kina bila ia tega merebut Daniel dari Vinda, tapi Vinda memang tidak pernah bercerita sedikitpun tentang cowok yang disukainya. Begitu juga dengan Kina, Kina masih merahasiakan kedekatannya dengan Daniel ke Vinda sebelum mereka punya hubungan yang jelas.
Hati Vinda sangat teriris mendengar berita itu. Vinda yang sangat tidak ingin menangis dengan sekuat hati mencoba bertahan, ia tidak akan membiarkan air matanya menetes walau sebutirpun. Ia pun tidak habis pikir dengan Daniel, jadi selama ini kedekatan mereka dianggap apa olehnya, teman?Kalo teman cowok Vinda udah punya banyak, malah dari semua temennya yang cewek hanyalah Serena yang setia mendampinginya. Vinda kini galau..
Ia pun tidak memberitahu Tomi, ia takut temannya itu akan kecewa seperti apa yang ia rasakan sekarang. Ia malah memutar-mutar minumannya sambil memandangnya dengan tatapan kosong.
"Vin..!! Seru tomi yang telah ada dihadapannya.
Vinda tak menggubrisnya, ia masih terlarut dalam lamunannya.
“Vin, bener ya Kina suka sama Daniel?”tanya tomi
Vinda diam tak menjawab.
“Vin! “Seru tomi sedikit teriak
Vinda tersentak. Ia kaget mendengar teriakan tomi
“Apaan sih?” Tanya vinda sedikit kesal
“Lo dah tau kalo Kina pacaran sama Daniel? beneran mereka pacaran?”
Vinda mengangguk pelan.
Namun, ia heran darimana tomi tau hal ini, apa kina dan daniel sepopuler itu sampai-sampai baru satu hari pacaran tomi sudah tau. Tanya vinda dalam hati.
“Dari mana lo tau?”
“Puti!”. Jawab tomi singkat. Ia mengambil es jeruk Vinda dan menghabiskannya. Vinda hanya pasrah melihatnya.
“Udah gak usah sedih..”
“Siapa yang sedih” elak vinda
“Vin..gue tau banget lo tuh kaya gimana?, apa perlu gue kasih pelajaran ke cowok itu?.”Tanya Tomi yang juga emosi mengetahui Vinda dicampakkan begitu aja oleh Daniel
“Sok tau, udahlah gak usah, Daniel kan cowok brengsek, dia emang ga pantes buat gue!” hiburnya pada diri sendiri. Padahal angan-angannya sudah jauh kesana, ia jadian dengan Daniel dan Tomi dengan Kina, ehmm…khayalannya tibu-tiba runyam.
“Baguslah, Gue sih ga sedih, karena diluar sana masih banyak yang suka sama gue dan berharap jadi cewek gue“ujar tomi dengan sombongnya.
Vinda tersenyum kecil melihat tingkahnyaa.
“Hari minggu lo mau ikut gak ke skatepark senayan. Lihat gue maen skateboard“ajak tomi. Ia ingin menghibur Vinda yang masih sakit hati akibat kejadian ini.
Vinda mengangguk.
Tiba-tiba Kina menghampiri mereka. Mereka terdiam melihat kedatangan Kina.
“Ka Tomi, sorry ya aku mau ngomong bentar sama Vinda “ucap Kina.
“Oke”
Tomi meninggalkan mereka berdua.
Kina duduk disamping vinda.
“Vin, maaf ya aku gak maksud bikin kamu sakit hati. Aku udah tau semua dari Serena tentang kamu dan Daniel. Aku gak pernah tau kalo selama ini Daniel juga deketin kamu. Aku tau aku salah. Aku juga gak pernah cerita sama kamu tentang Daniel, karena aku gak enak kayanya kamu mau jodohin aku ama Tomi,”jelas Kina.
“Yaudahlah..anggap aja Daniel lebih milih elo dibanding gue, lagian gue juga gak pernah cerita keelo kalo gue suka Daniel“
Vinda tersenyum dengan terpaksa.
“Sorry ya!” ucap kina tulus.
****
Sejak kejadian itu, Vinda tidak berhubungan lagi dengan kina. Vinda hanya ingin melupakan semuanya. Kini Vinda dan Tomi benar-benar tidak mau mengingat kejadian yang lalu. Vinda sengaja menyibukkan dirinya dengan teman-temannya yang lain sedang Tomi sibuk dengan skateboardnya. Tomi pun ingin mengajak Vinda menontonnya bermain skateboard.
Sesuai dengan janji tomi, sore hari Tomi dengan beberapa temannya menjemput Vinda dengan mobilnya. Vinda yang sudah siap sedari tadi menunggu Tomi diteras rumahnya. Tak berapa lama Tomi datang bersama temannya dengan mobil avanzanya.
Sesampainya di lapangan skatepark senayan, Tomi dan teman-temannya bermain. Vinda hanya melihat permainan mereka. Terlihat tomi lebih keren dari biasanya dengan skateboardnya.
“Kalo dilihat-lihta Tomi cakep juga”pikir Vinda.
Tiba-tiba Tomi menghampiri.
“Kenapa lo bengong, masih mikirin Daniel?”Tanya Tomi yang hendak duduk disamping vinda.
“Engga”
“Kita kesini buat have fun”
“Lo gak pernah sakit hati sama Kina?”
“Hari gini masih sakit hati vin, kita gak akan hidup bahagia kalo terus-terusan sakit hati. Emang sih gue pernah sakit hati atau kecewa karena gue gak bisa ngedapetin cewek yang gue mau. Tapi, cewek kan banyak, kaya pasir dilautan, jadi ngapain buang-buang waktu karena satu cewek. Kan masih banyak yang lain”ucap Tomi dengan santainya.
“Iya, tapi gue gak habis pikir aja kok bisa ya Daniel setega itu ke gue, selama gue deket sama dia, ternyata dia juga diem-diem lagi deketin Kina, dan setelah dia merasa lebih ingin memilih Kina, gue dicampakkin gitu aja, iya sih emang kita belum jadian, tapi kan tetep aja nyesek tom"cerita Vinda lirih. Ia masih merasakan sakitnya dicampakkan oleh orang yang ia harap bisa membahagiakannya.
"Lo harus bersyukur Vin, baru pdkt aja dia udah maenin elo, apalagi kalo udah jadian" ucap Tomi sok menasehati. Tomi bisa lebih cepat move on dibanding Vinda, itu semua karena ia telah memiliki sosok pengganti Kina di hatinya.
"Iya, gue juga gak mau sakit hati lagi sama daniel ataupun kina. Kayaknya gue udah seneng punya sobat kaya elo yang kadang nyebelin, nyenengin yang mungkin gak bisa gue dapet dari Daniel”
"Lo harus bersyukur Vin, baru pdkt aja dia udah maenin elo, apalagi kalo udah jadian" ucap Tomi sok menasehati. Tomi bisa lebih cepat move on dibanding Vinda, itu semua karena ia telah memiliki sosok pengganti Kina di hatinya.
"Iya, gue juga gak mau sakit hati lagi sama daniel ataupun kina. Kayaknya gue udah seneng punya sobat kaya elo yang kadang nyebelin, nyenengin yang mungkin gak bisa gue dapet dari Daniel”
“Gue juga seneng punya sobat kaya elo, punya adik kaya elo. Elo tuh cewek paling baik dan mungkin lebih baik dari kina.”
Vinda tersenyum.
“Jadian yuk!”
“Najiss..”
“Hahahaha” Tomi tertawa lepas.
Ia tau vinda akan selamanya menganggapnya sahabat atau kakak walaupun kini Tomi menyadari bahwa benih cinta telah tumbuh dihatinya untuk Vinda.
No comments:
Post a Comment