Sunday, January 8, 2012

Nissa dan Masa Lalu

"Mba Annisa pernah aborsi!"
Syamma terpana membaca buku diary Nissa, teman kakak sepupunya dari Jogja. Tak terbersit sedikitpun dalam pikirannya bahwa Nissa pernah melakukan hal sekejam itu. Di mata Syamma, Nissa bukan hanya gadis yang cantik. Ia baik, ramah dan santun. Pembawaannya juga kalem dan dewasa. Ia memang baru dua minggu mengenal Nissa. Namun, dalam waktu yang singkat itu, Syamma bisa dekat dengan Nissa. Selain sifat Nissa yang supel, ia juga perhatian dan menganggap Syamma sebagai adiknya.
Diara, kakak sepupu Syamma sengaja mengajak Nissa untuk tinggal di rumah Syamma selama mereka PKL di Jakarta. Diara dan Nissa adalah mahasiswi UGM semester 5. Mereka sengaja tinggal dirumah Syamma karena tempat PKL mereka berdekatan.
Syamma menaruh kembali buku diary Nissa ditempat semula, diantara tumpukan bukunya. Ia pun buru buru hendak meninggalkan kamar mereka berdua.
"Syamma, ngapain?"
Syamma menoleh. Ia kaget dan sangat gugup, dihadapannya ada Diara dan Nissa yang baru saja pulang. Diara menatap Syamma dengan curiga.
"Engga, tadi aku mau pinjem gunting" jawab Syamma gugup.
"Oh gunting, ada tuh di laci" jawab Nissa.
Syamma pun membuka laci meja belajar mereka dan mengambil gunting yang memang benar ada didalamnya. Ia langsung pergi dari kamar itu.
"Kamu udah makan? mba bawain makanan nih!" tanya Nissa sambil mengeluarkan sebuah kotak makanan dari tasnya.
Syamma pun menghentikan langkahnya.
Ia mengambil kotak makanan itu.
Nissa tersenyum penuh ketulusan.



Syamma duduk merenung di kursi taman sekolahnya. Ia masih memikirkan tulisan dalam buku diary Nissa. Sebenarnya, Syamma tidak akan mempedulikan hal itu bila tidak berhubungan secara tidak langsung dengannya. Ia memikirkan dan sangat peduli dengan Mirza, pacar Nissa sekarang. Syamma telah mengenal Mirza jauh sebelum mengenal Nissa bahkan diam-diam Syamma telah menyukai Mirza.
Mirza adalah tetangga dekat rumahnya. Ia sangat mengagumi sosok Mirza karena dilihatnya cowok itu baik, dewasa dan pintar. Ia telah menyukai Mirza sejak ia smp. Mirza juga merupakan teman sepermainan Diara, sepupunya yang telah lama tinggal dengannya. Itulah sebabnya Syamma bisa mengenal dekat Mirza dan diam-diam memendam rasa padanya. Setelah lulus SMA, Diara dan Mirza memutuskan untuk merantau ke jogjatakarta dan kuliah disana. Mereka bertemu dengan Nissa karena mereka satu fakultas. Diaralah yang mengenalkan Mirza dengan Nissa.
Syamma tidak rela bila orang yang disukainya harus mendapatkan seorang cewek yang pernah melakukan hal yang paling memalukan, aib besar. Tak adil untuk Mirza, karena Syamma tau persis seperti apa Mirza. Bahkan Mirza termasuk cowok baik-baik yang jauh dari pergaulan bebas apalagi seks bebas.
"Sya, ngelamun aja!" seru Rully membuyarkan lamunan Syamma.
"Kenapa?" tanya rully penasaran, gak biasanya Syamma sendirian di taman sekolah.
Rully duduk disamping syamma, sahabatnya yang tengah sering melamun itu.
"Kamu kenalkan sama mba Nissa, temen ka Diara, ceweknya ka Mirza?" tanya syamma memperjelas.
"Iya, terus kenapa sama dia, kamu masih sakit hati sama dia?"
"Bukan itu" elaknya
"Kemarin aku gak sengaja baca buku diary mba Nissa, dia nulis kalo dia pernah ngelakuin aborsi. Aku gak nyangka aja, apalagi diakan pacar ka Mirza sekarang. Kasihan kan ka Mirzanya, dia tuh baik banget dan pantas ngedapetin cewek yang lebih baik dari mba Nissa" lanjutnya.
"Maksudnya kamu lebih baik dari mba Nissa dan lebih pantes sama ka Mirza?"
"Ly, aku gak sepicik itu" ujar Syamma kesal dengan prasangka buruk Rully.
"Sorry.."ujar Rully menyesal.
"Trus?" tanya rully
"Aku bingung ly, apa aku mesti bilang ke ka Mirza ya? Tapi aku juga gak tau apa ka Mirza udah tau atau engga" ujar Syamma bingung.
Ia berada di posisi yang sulit. Disatu sisi dia sayang pada Nissa dan Mirza dan tidak mau merusak hubungan mereka. Disisi lain, ada rasa kecewa yang menggelayuti dirinya terhadap Nissa, terhadap masa lalunya. Meskipun ia tidak tau persis bagaimana itu bisa terjadi.
"Sya, mending kamu gak usah mencampuri urusan mereka. Biar aja ka Mirza tau sendiri dari mba Nissa, lagian ka Mirza kan tau kalo kamu suka sama dia, nanti malah kamu dituduh-tuduh memfitnah atau apalah. Iya kalo ka Mirza langsung percaya? Kalo engga? Dilihat dari luar mba Nissa itukan bukan tipe cewek nakal, bisa aja waktu itu dia diperkosa, gak adil juga kan buat dia. Kamu juga ga tau persis kejadiannya kaya apa. Kalaupun ka Mirza belum atau malah gak dikasih tau, aku yakin mba Nissa punya alasan sendiri ngelakuin itu" ujar Rully panjang lebar.
Ucapan rully semakin membuat Syamma bingung. Ia amat menyukai Mirza dari dulu dan menurutnya ini adalah kesempatan bagus untuk merebut hati ka Mirza.
****
"Kamu bener sya?" tanya Mirza tak yakin.
"Sumpah ka!" jawab syamma meyakinkan.
Mirza diam membisu. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Nissa mempunyai masa lalu sekelam itu. Walaupun hanyalah masa lalu tapi dampaknya akan terasa hingga saat ini. Ternyata selama ini nissa telah membohonginya.
"Tapi ka, jangan kasih tau mba Nissa ya kalau aku yang kasih tau"pinta Syamma.
Mirza mengangguk pelan.
****


Syamma pulang sekolah dengan perasaan letih. Seharian penuh ia latihan paskibra di bawah terik matahari. Syamma hendak ke kamarnya dan harus melewati kamar Diara dan Nissa. Pintu kamar mereka terbuka. Ia mengintip dari balik pintu. Ia melihat Nissa menangis sedangkan Diara duduk disamping menenangkannya.
"Udah ya niss, gak usah sedih. Mirza pasti nyesel banget udah ngelakuin ini" ujar Diara.
Nissa masih menunduk sedih.
Diara menoleh ke arah pintu, ia melihat Syamma berdiri mengintainya.
"Sya, ngapain disitu?" tanya diara.
"Engga" Syamma salah tingkah
Nissa menatap Syamma, Syamma malah semakin salah tingkah.
"Mba Nissa kenapa?" tanya syamma
Nissa menghapus air matanya.
"Ka Mirza mutusin mba sya" ucapnya sedih
Akhirnya rencanaku berhasil. Ucap Syama dalam hati.
"Emang kenapa?"tanyanya pura-pura.
"Mirza tau semua masa lalu mba, sya."jawabnya.
Nissa terdiam sejenak.
"Masa lalu mba emang kelam banget, waktu SMA dulu, mba termasuk cewek nakal, sering minum, dugem, cowok mba juga banyak dan mba pernah ngelakuin itu sampai akhirnya mba hamil" ceritanya.
Ia menarik napas panjang.
Syamma mendengarkannya dengan khidmat.
"Karena saat itu mba masih sekolah, mba gak bisa nerima kehadiran bayi itu dan akhirnya mengaborsinya"air matanya meleleh lagi.
Syamma memeluknya.
Syamma tak menyangka tentang keadaan Nissa dimasa lalu karena yang ia tau hanya Nissa melakukan aborsi tanpa tau sebabnya, dan ternyata perbuatan Nissa dulu benar-benar keji. Nissa bukanlah korban perkosaan yang tak sengaja hamil seperti disangka oleh Rully.
"Sya.."ucap Nissa sambil melepaskan pelukan Syamma.
Nisaa menatap syamma tajam.
"Kamu masih kecil sya, mba harap kamu bisa ambil pelajaran dari apa yang pernah mba lakuin di masa lalu, semua yang pernah mba lakuin dulu hanya akan menyisakan penyesalan seumur hidup"
Nissa menghela napas.
Syamma masih memandangi mata Nissa yang basah oleh air mata penyesalannya.
"Selama ini..mba tau kamu suka sama Mirza, tapi mba gak pernah mau tau, karena mba terlalu sayang sama Mirza dan gak mau kehilangan dia, apalagi dengan keadaan mba yang kaya gini. Sekarang..mba sadar, kamu lebih pantes sama Mirza sya, bukan mba!"
Syamma kaget. ia hanya diam terpaku. Ia tidak menyangka bahwa Nissa ternyata mengetahui perasaannya ke Mirza.
"Selama ini juga Mirza sering bangga-banggain kamu didepan mba dan sering bikin mba cemburu karena perhatiannya ke kamu. Maka dari itu, dari dulu mba takut kalau Mirza akan berpaling kekamu. Tapi sekarang, mba rela kok, kejar cintamu ya sya" ujarnya sambil menepuk bahu syamma memberi dukungan.
Syamma melongo mendengar pengakuan dan dukungan Nissa sekarang. Di saat-saat seperti ini, saat hatinya sangat terluka karena Mirza ternyata memutuskannya karena tak bisa menerima masa lalunya, Nissa malah masih sempat memikirkan perasaan Syamma. Syamma  merasa sangat merasa bersalah menjelek-jelekan Nissa didepan Mirza tentang masa lalunya. Karena sekarang ternyata Nissa lebih baik dibandingkan dirinya yang licik dengan menghancurkan hubungan mereka. Walaupun awalnya Nissa sedikit egois dengan tidak mempedulikan perasaan Syamma ke Mirza, Syamma bisa memakluminya karena Nissa pasti sangat menyayangi Mirza. Begitu juga apa yang dilakukan Syamma sekarang, ingin mendapatkan Mirza dengan cara yang licik apalagi kalau bukan tujuannya agar Mirza putus dengan Nissa.
Syamma sangat tidak menyangka Nissa menyarankannnya mengejar Mirza, karena Syamma dianggap lebih pantas darinya. Ia kini merasa malu, Nissa jauh lebih baik darinya, lebih pantas darinya. Semua yang pernah dilakukannya hanya masa lalu dan sekarang Nissa adalah gadis baik-baik.Ia benar-benar menyesal sekarang.
"Enggga mba, Syamma emang sayang sama ka Mirza, tapi mba Nissa lebih pantes sama ka Mirza, aku gak sebaik yang mba Nissa pikir" nissa terharu dan memeluk Syamma erat-erat.
****
Sebelum semuanya terlambat, Syamma ingin menebus kesalahannya. Malam hari itu juga, Syamma pergi ke rumah Mirza. Saat memasuki teras rumahnya, Mirza malah kelaur dari rumahnya dan hendak pergi. Syamma menghadangnya.
"Ka mirza mau kemana?"
"Ketemu Nissa"
Mirza berjalan sangat cepat, Syamma berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Mirza.
"Ka mirza marah ya sama aku?, aku minta maaf karena udah jelek-jelekin mba Nissa"
mirza menghentikan langkahnya.
"Aku gak marah sama kamu, kamu gak salah sya, semua yang kamu bilang itu bener, Nissa mengakuinya"
"Tapi sekarang aku sadar ka, mba Nissa sekarang gak seburuk yang pernah dilakukannya dulu, semua hanyalah masa lalu dan sekarang mba Nisaa gadis baik-baik apalagi dia berjiwa besar untuk mengakui keslahannya dulu. Plis ka, kasih mba Nissa kesempatan lagi" pintanya penuh harap dan penyesalan.
Mirza malah tidak mempedulikannya dan malah meneruskan langkahnya lagi.
Syamma berlari kecil mengejarnya.
"Ka mirza tunggu!"pinta sama dengan napas terengah-engah.
Mirza menoleh lalu berjalan lagi tanpa mennggubris syamma.
Setelah sampai di rumah Syamma, Mirza langsung mencari Nissa, Nissa sangat kaget melihat kedatangan mirza yang tidak disangka-sangka. Diara hanya diam kebingungan.
"Mirza.."ucap Nissa pelan.
"Sa, aku terlalu sayang sama kamu, aku gak peduli seburuk apapun masa lalu kamu."
Nissa terperanjat tak percaya. Ia tak pernah menyangka bahwa Mirza mau memaafkannya, memaafkan masa lalunya. Nissa terharu, ia meneteskan airmata bahagia.
Syamma yang telah berada dibelakang mirza lega mendengar pengakuan mirza.
"Maafin aku za, karena selama ini udah ngebohongin kamu"
Mirza memeluk Nissa.
"Ka Mirza, mba Nissa maafin aku ya.. Aku gak tau kapan aku bisa melupakan ka Mirza setelah bertahun-tahun rasa ini bersemayam dalam hatiku. Tapi sisi lain hatiku, aku bahagia melihat kalian bahagia" ucap Syamma dalam hati.
****
Saat istirahat sekolah, Syamma menceritakan semua kejadian kemarin dengan Rully di kantin sekolah.
"Aku kan udah bilang sya, jangan bilang ke ka Mirza, gak nurut sih!" ujar Rully merasa benar.
"Gak papa juga ly, akhirnya aku jadi tau kalo mba Nissa emang bener-bener baik dan pantes buat ka Mirza, ya... Walaupun aku sakit hati juga sih" balas Syamma tak mau kalah.
"Lagian kaya gak ada cowok lain aja" ujar Rully heran.
"Ka Mirza itu beda ly, dia tuh ganteng, dewasa, baik dan pinter"
"Udahlah sya" ucap Rully bosan mendengar pujian Syamma yang berulang-ulang didengarnya terhadap Mirza.
"Kapan ya mereka putus lagi?" tanya Syamma sambil membayangkan wajah Mirza.
"Syamma!"
Rully menatap Syamma dengan heran.
Sahabatnya itu memang aneh tapi rully amat menyayanginya mungkin karena keanehannya itu.
Syamma tersenyum nakal.

No comments:

Post a Comment