Thursday, June 14, 2012

Rest in Peace My Best Friend

Teruntuk sahabatku disana..

Namanya Agus setiadi, tapi aku dan teman-teman lebih senang memanggilnya dengan sebutan acong. Aku bertemu pertama kali dengannya saat kami bersekolah pada satu sekolah yang sama di bilang pamulang. Aku tidak penah sekelas dengannya, bahkan tak pernah dekat dengannya saat itu. Aku hanya mengenalnya saja apalagi dia termasuk anak lelaki yang rame dan banyak omong. Kebetulan saat itu di sekolahku terdapat kelas unggulan yang dihuni oleh anak-anak berprestasi. Aku masuk dalam kelas unggulan pertama dan acong kelas unggulan kedua. Dia sering bermain dikelasku karena teman lelaki dikelasku adalah temannya.
Tak banyak hal yang terjadi atau berhubungan dengannya semasa sekolah dulu. Aku yang cenderung tertutup memang agak sulit berteman dengan orang yang rame dan cablak seperti dia.
Hingga tahun dimana kami lulus kuliah, yah saat kami sudah tak lagi sibuk dengan kegiatan masing-masing, kami bertemu lagi, reuni bersama teman-teman yang lain. Seringnya kami bermain bersama membuat kami dekat, apalagi acong orangnya rame dan sangat mencairkan suasana. Jika ada dia pasti kita selalu tertawa senang cekakak cekikik, foto-foto narsis-narsisan, dan selalu ada saja yang ia cela dan membuat kami tertawa.
Acong memang terlihat feminim. Maka dekat dengannya pun aku tidak pernah merasakan apa-apa seperti dengan teman lelaki yang lain yang aku rasakan harus ada jarak karena kami berbeda. Entahlah yang pasti dengan acong sama kaya dengan hamamah yang perempuan. Itu hanya perasaanku aja sik..ga mau berspekulasi apa-apa tentang dia.
Hampir sekitar 2 tahunan kami selalu main bareng, kondangan bareng, makan bareng, belanja bareng. Hingga ada masanya dimana kami sudah mulai merasa dewasa untuk menempuh hidup baru. Satu persatu temanku menikah, dan itu membuat mereka semakin sibuk dengan kehidupan pribadinya yang baru. Meskipun aku belum menikah tapi memang untuk bertemu, atau sekedar main lagi seperti biasa sangat sulit karena jadwal kerja yang padat #eaaaa...
Hingga satu hari, aku tau lewat status bbmnya bahwa ia sakit, aku pikir sakit yang biasa, bahkan hamamah pun bilang bahwa acong sakit asma, aku menanggapinya biasa, karena aku juga tau hamamah punya sakit asma dan ia baik-baik saja. Aku hanya mengirimi message lewat bbm mendoakan agar ia lekas sembuh. 
Sampai akhirnya hamamah mengajakku menjenguknya karena ternyata ia sakit sudah lama dan belum sembuh-sembuh juga. Karena hamamah udah nikah dan agak sulit juga main bareng mamah lagi dan jadwal kosong sama mamah juga ga ada yang cocok akhirnya ga pernah sempet jenguk acong.
Jumat malam mamah mengirim bbm yang berisi bahwa acong sedang kritis, maka aku berniat menjenguknya, tapi lagi-lagi aku yang sudah niat ingin menjenguknya tidak mendapat waktu yang cocok dengan yang lain untuk menjenguknya. Hingga sabtu pagi pukul 10.00 aku dikabari bahwa acong telah meninggal dunia. 
Innalillahi wa inna ilahi rojiun..
Sahabatku telah meninggal dunia..
Pantaskah aku dianggap sahabat olehnya, ketika ia sakit atau dalam keadaan susah aku tak pernah hadir menjenguknya atau hanya sekedar menguatkannya.
Doaku kini semoga kau tenang di sana.. semoga Allah mengampuni dosa dosamu..
Amiinnn...

Saat itu kita hanya tertawa
Mengatakan indahnya dunia
Tapi kita tak pernah sadar
Suatu saat kita akan meninggalkan dunia

Kita selalu bergembira
bercanda tawa tanpa pernah berpikir
bisakah aku hadir saat kau sedang menangis
menjadi penopang saat kau lemah

Kita memang tak pernah tau 
akhir dari kisah kita masing-masing
tapi tanpa mu dunia semakin sepi
tanpamu, seakan tak secerah dulu lagi
tanpamu, semua terasa berbeda
ada yang hilang
ada yang terhempas

Hidupmu mengajarkanku
untuk bisa selalu tersenyum
Hidupmu mengajarkanku
untuk selalu semangat, percaya diri
dan dari tiadamu aku sadar
bahwa kita semua adalah fana
Kita semua tak ada yang abadi

Tuhan telah merangkulmu sobat..
Ia pasti menyayangimu..
Ia ingin berjumpa lebih dulu denganmu..

dari kami yang selalu mencintaimu....

Tuesday, May 8, 2012

#Dear Love Baba..



Ba...
Hampir dua minggu lamanya kau meninggalkan aku dan ibu berdua didunia ini..
Tak pernah terbersit sedikitpun kau akan pergi meninggalkan kami..
Saat terakhir kulihat senyummu, senyum yang kau perlihatkan padaku saat aku tak sedang ingin bercanda denganmu, senyum yang bila ku tau tak akan lagi ada senyum untukku pasti akan ku abadikan dalam sebuah bingkai nyata, tak hanya dalam pikiranku saja.
Ba..
Maafkan aku, aku terlalu banyak menuntut padamu menjadi seperti ayah yang ku mau tanpa pernah berpikir apakah aku telah menjadi anak yang kau mau, yang kau banggakan.
Sedikit bicaramu padaku, aku tak pernah tau apa yang kau inginkan dariku dan sifat cuekku padamu semakin memperlebar jarak antara kita. dan celakanya aku, aku hanya menegurmu saat aku meminta uang padamu, harusnya aku mengerti akan sifatmu, harusnya aku bisa memahamimu tapi apa yang aku lakukan, aku tak pernah cukup dewasa untuk bisa mengimbangi sifatmu.
Sifatmu yang keras kubalas lagi dengan sifat keras kepalaku,
Ba..
Diusia tuamu kau sakit-sakitan, kau sering marah-marah padaku, aku tak tau bahwa sebenernya ketika kau marah adalah bahwa kau sakit dan ingin aku perhatikan. Aku lagi-lagi cuek padamu, kurawat kau seadanya, kau marah padaku, dalihku adalah aku takut dimarahi olehmu maka aku menjauhimu.
Ba...
Jika surat ini bisa kau baca disurga sana, kuhaturkan beribu-ribu maaf padamu, ingin kusampaikan padamu bahwa aku menyayangimu, bahwa aku bangga mempunyai ayah sepertimu bahwa kau adalah ayah paling hebat yang kupunya.
Kau banting tulang pergi kekota meninggalkan keluarga hanya untuk mencari sesuap nasi
ketika usiamu mulai menua, kau oleh lahan kebun kita untuk kau jadikan wirausaha untuk menyekolahkan aku hingga perguruan tinggi.
Kau katakan padaku bahwa kau tak ingin anakmu bodoh sepertimu yang hanya sekolah dengan ijazah SD saja.
kau banting tulang menyekolahkanku hingga aku menjadi sarjana, ya ba pencapaianku telah sampai disana, tapi apa balasanku padamu, ba...bila kuingat semua yang aku lakukan padamu rasanya kata maaf seberapa banyakpun tak bisa menhapus semua dosaku padamu.
Hari sabtu itu, hari terakhir kita berbicara..aku meminta uang padamu dan kau hanya senyum seyum saja, sesak sekali dada ini rasanya bila kuingat itu..tiba-tiba sore hari kau terjatuh dan yah yang aku takutkan untuk penderita stroke sepertimu adalah jatuh. Kau tak sadarkan diri hingga menghembuskan napas terakhir. Ba taukah kamu?? Dalam sakitmua aku bernazar pada Allah jika kelak kau sembuh nanti aku akan merawatmu dengan benar meskipun nanti mungkin kau akan lumpuh, Ba..rasanya sakit sekali bila mengingat detik detik kau dipanggil olehNya, tapi aku beruntung karena ada disampingmu disaat terakhirmu.
Ba..meski kau tak pernah sekalipun mengatakan kau menyayangiku, aku tau cintamu tulus padaku..
Ba meskipun kau tak pernah banyak bicara padaku, tapi kuyakin disetiap doamu namaku pasti selalu kau sebut..
Ba..maafkan aku jika belum berbakti sepenuhnya padamu..
Ba  aku tau penyesalanku kini tak ada gunanya, kuhanya bisa mendoakan kau bahagia disisiNya..kaulah juara ayah..kau ayah juara seluruh dunia!!
Peluk cium anakmu yang durhaka ini!!
Maafkan aku ayah, maaf maaf maaf maaf maaf maaf... 

Sunday, January 8, 2012

Bandung di Mata Riyadh

Selasa, 15 Februari 2010
Hari ini seperti biasa, aku akan ke kampus menaiki angkot. Pukul 06.30 aku telah berdiri di depan gang menunggu angkot berhenti untuk membawaku. Mata kuliah pertama untuk pagi ini dimulai pukul 7.30. tak jarang bila aku terlambat datang kekampus. Hanya keberuntunganlah yang akan membawaku tepat waktu berada di depan kelas tepat pukul 07.30. Semua itu bergantung pada suasana disebuah tempat yang sebenarnya mudah saja ku prediksi, Ciputat sebuah daerah yang terkenal macet didaerah tangerang selatan. Aku bisa saja sampai disana pukul 7 pagi, dan jarak ciputat dengan kampusku sebenernya hanyalah 1 km saja, namun karena macet yang luar biasa, 1 jam biasanya aku baru bisa sampai di kampus. Ciputat merupakan sebuah kawasan yang terkenal sangat macet dan banyak polusi udara, dimana terdapat sebuah pasar tradisional maupun supermarket dan juga merupakan tempat penghabisan dari angkot yang datang dan menuju Jakarta. Apalagi tak pernah ada yang dinamakan terminal disitu, jadilah semua angkot berbaris rapi seperti pasukan paskibra yang menepi disudut jalan memenuhi sepanjang jalan sekitar pasar itu. entah karena salah penerapan struktur kota atau karena alasan ekonomi yang mengakibatkan pedagang kaki lima berjualan diruas-ruas jalan trotoar yang sedikit memakan ruas jalan raya. Bahkan pembangunan jalan layang yang tadinya dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan tak banyak merubah keadaan.

Cinta Complicado

Tomi menghampiri vinda ketika dilihatnya anak kelas X itu berdiri di depan pintu kelasnya sambil bercanda dengan serena teman karibnya. Vinda terlihat sangat ekspresif bercerita pada serena yang tertawa melihat tingkahnya yang lucu memeragakan gaya anak alay jaman sekarang.Vinda mengangkat kedua tangannya dan menggulung-gulung kedua tangannya mirip groupis-groupis di tv yang sering muncul diacara musik pagi.
"Hai ka tomi!" sapa vinda dengan gaya centilnya. Ia melambaikan tangan pada tomi yang sudah ada di depannya.
"Udah vin gak usah becanda" elak tomi.
Ia tau vinda hanya sengaja mengejeknya.
"Beneran kok ka, aku tuh ngefans banggeet sama kaka.." lanjut vinda dengan gaya sok gaulnya fitri tropika.
Vinda melirik genit ke tomi.
“Dasar korban salah gaul lo!”
"Hahahahaha" tawa vinda pun meledak.
Tomi malah sewot permen lollipop yang sedari tadi ditangannya langsung dimasukannya kedalam mulut vinda.
“Ah, tomi!!” protes vinda yang hampir muntah dijejali permen.
Tomi malah tertawa ngakak penuh kepuasan.
Serena yang sudah biasa melihat tingkah aneh mereka berdua hanya tersenyum geli. Vinda dan Tomi itu seperti kucing sama anjing yang dilahirin kembar, semacam korban mutasi mungkin, selalu berantem tapi sebenernya saling care dan perhatian.
“ayook!”
Tomi menarik lengan vinda dan membawanya pergi. Vinda mengikuti kemana tomi membawanya sambil bersungut-sungut kesal.


Nissa dan Masa Lalu

"Mba Annisa pernah aborsi!"
Syamma terpana membaca buku diary Nissa, teman kakak sepupunya dari Jogja. Tak terbersit sedikitpun dalam pikirannya bahwa Nissa pernah melakukan hal sekejam itu. Di mata Syamma, Nissa bukan hanya gadis yang cantik. Ia baik, ramah dan santun. Pembawaannya juga kalem dan dewasa. Ia memang baru dua minggu mengenal Nissa. Namun, dalam waktu yang singkat itu, Syamma bisa dekat dengan Nissa. Selain sifat Nissa yang supel, ia juga perhatian dan menganggap Syamma sebagai adiknya.
Diara, kakak sepupu Syamma sengaja mengajak Nissa untuk tinggal di rumah Syamma selama mereka PKL di Jakarta. Diara dan Nissa adalah mahasiswi UGM semester 5. Mereka sengaja tinggal dirumah Syamma karena tempat PKL mereka berdekatan.
Syamma menaruh kembali buku diary Nissa ditempat semula, diantara tumpukan bukunya. Ia pun buru buru hendak meninggalkan kamar mereka berdua.
"Syamma, ngapain?"
Syamma menoleh. Ia kaget dan sangat gugup, dihadapannya ada Diara dan Nissa yang baru saja pulang. Diara menatap Syamma dengan curiga.
"Engga, tadi aku mau pinjem gunting" jawab Syamma gugup.
"Oh gunting, ada tuh di laci" jawab Nissa.
Syamma pun membuka laci meja belajar mereka dan mengambil gunting yang memang benar ada didalamnya. Ia langsung pergi dari kamar itu.
"Kamu udah makan? mba bawain makanan nih!" tanya Nissa sambil mengeluarkan sebuah kotak makanan dari tasnya.
Syamma pun menghentikan langkahnya.
Ia mengambil kotak makanan itu.
Nissa tersenyum penuh ketulusan.



Geng Enam Part 2

2 tahun awal persahabatan kami semua berjalan biasa saja tanpa ada masalah yang berarti, walaupun kami semua sama-sama tau bahwa anak dikelas kami gak terlalu suka dengan geng kami, entah karena mereka sebenernya mau berteman dengan kami juga tapi kami selalu berenam atau karena eneg aja ngeliat kami yang kalo lagi bareng-bareng itu selalu keliatan rame, bahagia dan ketawa-ketiwi tanpa peduli ada yang lain. Atau memang ada yang benar-benar merasa tersakiti dan berdoa agar geng ini bubar, who knows, but I know who she is..
Yeah..berbagai macam konflik sebenernya berasal dari dalam itu sendiri. Seperti yang udah gue blilang sebelumnya,  bahwa ada masalah antara gue, masudah dan dian. Semua berawal dari kedekatan kita masing-masing, gue sama inun, masu sama dian dan qoi sama deli. Seperti yang udah gue bilang juga bahwa walaupun gue deket sama inun tapi gue deket juga sama dian. Masu, bilang gue “licik” hal yang saat itu langsung bikin gue nangis. Masu ngerasa kenapa gue harus deket juga sama dian padahal gue udah deket sama inun?? Dan dian, heyyy merasa jadi orang yang ggue rebutinkah antara gue dan masu, dan elo? Apa yang udah lo perbuat dengan gue dan masu, diaaaan???nothing..bahkan sepertinya gue seperti ditusuk dari belakang juga sama elo, itu pikiran negative gue, atau sebenernya itu bener??whateverlah karena itu semua udah berlalu.. yaah apa sebenernya kedekatan kita mengusik kedekatan elo dengan masu, aneeeh beribu-ribu aneh kenapa dalam satu geng masih harus ada yang ngegeng juga???gue ngejauh akhirnya, kalo itu semua maunya masu, toh gue juga inget saat dian bilang ke gue, kalo dia ke gue engga bisa seperti dia ke dora, karena posisinya mungkin saat itu hanya dia dengan dora kalo kami ada berenam, tapi sumpah demi apapun gue gak pernah juga minta diistimewakan oleh siapapaun, inunkah, koikah atau malah dian, gak sekalipun..entah apa yang mendasari ucapan dian kala itu…

Geng Enam Part 1

Kami dinamakan geng enam, bukan kami yang memilih nama itu, mungkin kalo kami yang bikin nama gak akan sesimpel itu, mungkin akan lebih ribet, karena hidup kami berenam emang terlihat ribet, jeda pelajaran kuliah, entah itu jam berapa, kami selalu menyambangi triarga, manda atau warung makan yang lain, kalau ada uang lebih kami selalu ke mall, ngeceng lah belanja atau malah hanya nemenin koi dan dian yang hobbi belanja, gak termasuk gue yaa karena gue termasuk mahasiswi yang kere hehehe. Kalo kami datang kekelas, bangku kami kayanya keramat dan gak ada yang mo nempatin, enam kursi yang berjejer rapi didepan, tengah, dimanapun jumlahnya harus enam. Kami juga punya diary yang selalu kami tulis berenam setiap hari kaya di film AADC, haha dan anehnya tragedy hilangnya diary itu secara misterius ternyata adalah pertanda buruk (lebay.com)
awalnya kami dekat karena aku dan seorang cewek bernama dian, itu satu sekolah saat SMA, karena merasa seperjuangan dikimia, akhirnya kami kemana-mana selalu berdua, diikuti sama Ainun yang awalnya sekelompok atau gak taulah apa hubungannya atau ketemu dimana sama dian tapi akhirnya kami bertiga, diikuti deli dan setelah acara taaruf mipa bertambah kelompok kami jadi berenam dengan koi dan masudah.
Kami akhirnya berenam dengan kepribadian yang berbeda-beda. Yang unik tapi Alhamdulillah kami bisa nyambung walaupun harus selalu ada saling mengerti dan memahami. Yang pertama namanya Dian aprianti, anaknya putih, tinggi, cantik, orang padang, rame dan bawel banget, tapi care abis, buat gue dia gak hanya sekedar sahabat, tapi adalah kakak gue, apapun yang gue rasain pasti selalu gue certain apalagi gue sama dian punya kesempatan ngobrol lebih lama karena kita punya rumah yang searahdan selalu pulang bareng. Buat gue dia dewasa, apapun pendapat atau masukan dia pasti gue terima karena gue ngerasa cocok aja sama dia, entah kenapa gue juga merasa dia sayang sama gue, tulus, satu hal yang masih gue inget apa yang pernah dia bilang ke gue adalah uhibuki fillah yang artinya aku menyayangimu karena Allah, sebuah persahabatan yang Insya Allah dilandasi karena cinta kepada Allah itu kukira akan langgeng hingga akhirat nanti, tapi nanti akan gue ceritakan betapa tragisnya persahabatan itu harus berakhir..

ooooohh....IRFAN HAKIM


@ Depok kampung betawi
Ki-Ka : ALfi, Gue, Hamamah, artis kayanya, Lisda dan Sula
monya sih ketemunya sama fedi nuril tapi yaa irfan hakim gak papalah secara dia maksa minta foto bareng, hihi..
awalnya pada  malu-malu mintanya, dan akhirnya gue dan hamamah yang malu-maluin minta foto bareng tapi mereka yang malu itu ikut juga kaaaan????








Bersama MereKa


Location : @ ITC Cempaka mas
Ki-Ka : Dwi, Dewi, Gue
Abis belanja makan-makan dulu, sebelum makan foto-foto dulu
dwi, Pustakawan gokil, gila dan anak muda jaman sekarang beuud
dewi guru yang erroor
kayanya cuma gue doang yang bener diantara mereka, haha







Touring to Ratna's House



Location : Rumah ratna
Ki-Ka : Gue, Anna, Safinah, Neky

sebenrnya perginya berenam  bersama ijal dan fira, kerumah ratna buat lihat bayinya yang jauuuh beuud rumahnya dibogor dan melewati bukit dan lembah, #eaaaa ninja hatori kayanya, dikasih es kelapa muda yang langsung dipetik dari pohon, dikasih makan juga, thx yaa ratna yang pengertian karena kita kelaparan semua karena perjalananyang jauh, lihat shakilla, nama anaknya ratna yang udah lumayan gede, dan gue heran kenapa setiap anak kecil heran lihat gigi gue, gue jinak kok walaupun punya senjata tambahan buat gigit, dan si firaa manusia yang satu itu kok paling gak mau difoto yaa apa karena takut ketahuan sama voldemort dimana keberadaan dia???
saat perjalanan pulang lihat plang tajur dan toko-toko yang banyak jual tas, katanya sih tajur terkenal sama tasnya yang bagus tapi murah, akhirnya berhentilah di sini, ternyata malah lebih mirip tempat wisata, tapi tetep sih ada tempat yang jualan tasnya. muter-muter cari tas sampe malem tapi tetep yaa gak mo ketinggalan fot-foto dulu. tuhkaan firanya gak ada, tapi dia udah pulang duluan sih, jadi gak ikut ke tajur bareng neki.

Location : @ Tajur, Bogor
Ki-Ka : Ijal, Gue, Anna, Safinah

dan siaal banget ya pulang kemaleman naek kereta bogor kota sampe kota jam 9 dan gak ada kereta lagi, alhasil naik busway sampe lebak bulus, kenapa gak naek bis aja gitu dari bogor, malah lebih cepet kali, huuft